POTENSI PETERNAKAN
1. Sapi
Salah satu potensi Desa Wingkoharjo dalam bidang peternakan ialah ternak sapi. Terdapat dua jenis sapi yang diternakkan di desa ini, antara lain sapi peranakan simmental dan sapi limousin.
Sapi
peranakan simmental
Sapi peranakan simmental merupakan hasil dari persilangan induk sapi PO dengan sapi simmental melalui Inseminasi Buatan. Sapi ini disebut sebagai sapi dwiguna sebab merupakan pedaging sekaligus penghasil susu. Sapi ini dapat menghasilkan karkas besar dan daging rendah lemak yang berkualitas.
Sapi peranakan simmental dapat tumbuh dengan mencapai berat 1,4 ton. Pertumbuhannya pada dasarnya cepat, namun perlu didukung dengan pakan yang baik agar pertumbuhannya bisa optimal. Sapi ini memiliki tingkat kesuburan sangat tinggi dan jarak antar kelahiran yang pendek. Kemampuan untuk bersalin atau mengasuh anaknya pun baik.
Limousin
Sapi
Limousin merupakan sapi berciri khas tubuh yang besar dan panjang, bewarna
coklat tua, tetapi area di sekeliling mata dan lutut ke bawah bewarna terang. Sapi
limousin jantan biasanya memiliki tanduk yang tumbuh melengkung ke arah luar.
Limousin merupakan pedaging bernilai jual tinggi. Pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan jenis sapi lain. Limousin juga resisten terhadap penyakit.
Kelebihan-kelebihan tersebut menjadikan Sapi Limousin sebagai pilihan yang
tepat dan cocok untuk dikembangbiakkan. Pakan
yang dapat diberikan antara lain rumput hijau, jerami, konsentrat, dan vitamin.
2. Kambing
Kambing
Kacang atau Kambing Jawa
Kambing kacang atau kambing jawa ialah salah satu kambing ras unggul yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Kambing ini tergolong kambing lokal berpostur tubuh sedang dan dagingnya tidak terlalu padat. Merupakan kambing potong/pedaging. Kambing kacang memiliki pertahanan tubuh yang baik sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Kambing kacang memiliki tubuh kecil dan pendek tetapi meninggi pada badan bagian belakang. Tinggi badannya berkisar antara 55-65cm. Lehernya pendek, telinganya kecil dan tegak. Baik jantan atau betina, keduanya memiliki tanduk. Adapun rambutnya bewarna putih, hitam, coklat atau campuran. Bobot kambing jawa jantan ialah sekitar 25 kg sedangkan kambing betina memiliki bobot berkisar 20 kg. Kambing kacang merupakan jenis kambing yang mudah bereproduksi. Saat usia 8 bulan, kambing betina sudah bisa dikawinkan. Dalam waktu 2 tahun kambing ini bisa melahirkan hingga 3 kali dengan persentase melahirkan kembar 52 persen.
Pakan
yang diberikan yaitu dedaunan atau rerumputan hijau. Kemudian terdapat pula
pakan tambahan, antara lain ampas kedelai, ampas sagu, ampas tahu atau
konsentrat. Pakan diberikan setiap pagi, siang, sore, dan malam. Diberikan pada
malam hari karena pertumbuhan kambing kacang dimulai saat malam.
Kambing
Gembel atau Wedhus Gembel
Kambing gembel dapat dibedakan menjadi 2 jenis, kambing gembel ekor tipis (gibas) dan kambing gembel ekor tebal (gemuk). Kambing gembel jenis ekor tipis (gibas) merupakan jenis kambing gembel yang banyak terdapat di Desa Wingkoharjo. Kambing ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil serta memiliki bulu yang kasar dengan warna yang beragam, seperti coklat, putih dan hitam. Kambing gembel dewasa memiliki bobot 30-40 kg/ekor, dengan bobot kambing betinanya 25 kg/ekor.
Kambing
gembel merupakan pedaging yang bereproduksi sepanjang tahun tanpa mengenal
musim dan tergolong cepat. Di samping itu, kambing gembel memiliki daya
adaptasi yang cukup tinggi terhadap perubahan musim. Cara pemeliharaannya pun
mudah. Pakan berupa rumput, daun hijau, dan konsentrat lain dapat menunjang
pertumbuhan kambing jenis ini.
3. Jangkrik
Masyarakat
desa Wingkoharjo tidak jarang yang memiliki hobi berkebun, bertani dan
memelihara hewan. Masyarakat yang hobi memelihara binatang merupakan peluang
pasar bagi para peternak pakan binatang peliharaan tersebut. Seperti yang
dilakukan oleh salah satu warga Desa Wingkoharjo yang membudidayakan jangkrik.
Di Desa Wingkoharjo, budidaya jangkrik menjadi peluang usaha yang menjanjikan
sebab permintaan jangkrik sebagai pakan ternak sangat besar. Jenis yang
dibudidayakan antara lain Gryllus mitratus (jangkring kliring), G.
Bimaculatusi (Jangkring Kalung) dan G.Testasius (Jangkrik cendawang).
Pembudidayaan jangkrik tergolong mudah dan tidak membutuhkan tempat yang luas.
0 Komentar